Rabu, 26 Januari 2011

Satu Perjalanan Pasti Menyimpan Sejuta Hikmah Yang Bisa Dipetik

Ketika itu,,,
Aku dalam perjalanan pulang dari kampus menuju rumah. Aku niatkan untuk pulang sendiri menggunakan angkot, baru setelah itu aku minta dijemput di daerah Tangerang. Kisah bermula ketika aku naik angkot jurusan Ciputat-BSD.
Waktu itu,,,
sudah ada penumpang seorang ibu bersama seorang anak kecil. Kemudian aku pun naik, seperti biasa kalau belum penuh angkot tersebut pasti ngetem alias menunggu penumpang lainnya hingga mobil terisi penuh. Tak lama berselang naiklah seorang ibu yang membawa jinjingan yang sangat banyak, lalu disusul oleh seorang ibu dengan napas yang masih terengah-engah karena kecapaian. Menungu, menunggu, menunggu, akhirnya angkot itu pun penuh. Buzzzzzzzzz...!!!
Cerita punya cerita mengalirlah percakapan antara ketiga ibu-bu tadi,,,
Diawali oleh ibu yang tadi terlihat kecapaian. Ia bercerita bahwa ia baru saja turun dari bus 510, yang sangat berdesak-desakan dan kernet di bis itu tak mau peduli dengan keadaan penumpang yang sudah semakin mepet dan terjebak. Kontan saja ibu itu berkata kepada si kernet, “bang di depan ada ibu hamil tuh”, dengan nada agak sedikit kesal.
Hmm, dalam hati aku bergumam,,,
Apa yang di alami ibu itu akupun pernah mengalaminya. Pengalaman naik bus 510 memang penuh perjuangan. Harus tahan desakan, bau keringat, panas, dan entah apalagi. Tapi kalau boleh berfilosofi, naik bus 510 ibarat perjuangan dalam menajalani kehidupan di mana dalam hidup pasti ada tantangan dan rintangan. Siapa yang bisa melewati dan bertahan dengan itu semua, dialah yang lolos sebagai pemenang dan pada akhirnya sampai pada tujuannya yang  dituju. “Hah, legaaaaa”.
Kisah berlanjut,,,
Sekarang giliran ibu yang membawa jinjingan yang sangat banyak bercerita. Ia berkata bahwa ia dari mengunjungi anaknya di daerah Fatmawati. Selama 2 hari ia menginap di kosan anaknya. Karena esoknya sudah hari masuk kuliah, jadilah ia harus pulang pada hari itu. Ibu itu berkata, “saya punya anak tiga bu, satu di Fatmawati, satu lagi di Semarang dan yang terakhir di Kudus. Masih pada sekolah semua, jadilah rumah sepi kalo anak udah pada masuk kuliah”. Kisahnya.
Hmm, aku bergumam dalam hati,,,
Apa yang tadi ibu tersebut kisahkan pernah juga di alami oleh mamaku tercinta. Mama mungkin juga pernah merasa kesepian di saat semua anak-anaknya tidak ada di rumah. Dalam hatiku, “Mama I love U. Kasihmu tiada  bisa terbalaskan dengan apa pun, kudoakan kau selalu sehat mama”.
Dan yang ketiga kisah ibu yang bersama anak kecil,,,
ternyata hubungan mereka adalah nenek dan cucu,,,sang nenek bermaksud memulangkan si anak ke rumah orangtuanya karena masa liburan sudah selesai.
Hmm, gumamku dalam hati,,,
Sungguh nenek yang baik. Aku pun punya seorang nenek yang sangat sayang pada cucu-cucunya. Jadi teringat masa kecil, aku sering sekali dititip di rumah nenek atau mbah aku memanggilnya. Karena pada waktu itu mama repot mengurus adik-adikku yang kembar. Alhasil kalau setiap sore aku selalu dititipkan di rumah mbah dan baru paginya aku kembali ke rumah. Mbahku, sayangku, doakan selalu cucu ini yah mbah, begitu pun aku akan selalu mendoamu yang terbaik. ^^V

Oleh : Delon Ma

0 komentar:

Posting Komentar